Selasa, 05 April 2011

Lembang

Tempat Wisata 

Lembang adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bandung BaratJawa BaratIndonesia.
Kecamatan Lembang berada pada ketinggian antara 1.312 hingga 2.084 meter di atas permukaan laut. Titik tertingginya ada di puncakGunung Tangkuban Parahu. Sebagai daerah yang terletak di pegunungan, suhu rata-rata berkisar antara 17°-27 °C. Penduduk Lembang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani, pedagang, pekerja sektor informal (buruh, pengemudi, dan sebagainya).
Di kecamatan ini terdapat Observatorium Bosscha, serta berbagai tempat wisata seperti Gunung Tangkuban Perahu, pemandian MaribayaHutan Raya Ir. H. Djuanda (Dago Pakar), Cihideung, Cikole, Kampung Daun dan lain-lain.

1. Observatorium Bosscha





Observatorium Bosscha merupakan salah satu tempat peneropongan bintang tertua di Indonesia. Observatorium Bosscha berlokasi diLembangJawa Barat, sekitar 15 km di bagian utara Kota Bandung dengan koordinat geografis 107° 36' Bujur Timur dan 6° 49' Lintang Selatan. Tempat ini berdiri di atas tanah seluas 6 hektare, dan berada pada ketinggian 1310 meter di atas permukaan laut atau pada ketinggian 630 m dari plato Bandung. Kode observatorium Persatuan Astronomi Internasional untuk observatorium Bosscha adalah 299.


Sejarah

Observatorium Bosscha (dahulu bernama Bosscha Sterrenwacht) dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda. Pada rapat pertama NISV, diputuskan akan dibangun sebuah observatorium di Indonesia demi memajukan Ilmu Astronomi di Hindia Belanda. Dan di dalam rapat itulah, Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang tuan tanah di perkebunan teh Malabar, bersedia menjadi penyandang dana utama dan berjanji akan memberikan bantuan pembelian teropong bintang. Sebagai penghargaan atas jasa K.A.R. Bosscha dalam pembangunan observatorium ini, maka nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.
Pembangunan observatorium ini sendiri menghabiskan waktu kurang lebih 5 tahun sejak tahun1923 sampai dengan tahun 1928.
Publikasi internasional pertama Observatorium Bosscha dilakukan pada tahun 1933. Namun kemudian observasi terpaksa dihentikan dikarenakan sedang berkecamuknya Perang Dunia II. Setelah perang usai, dilakukan renovasi besar-besaran pada observatorium ini karena kerusakan akibat perang hingga akhirnya observatorium dapat beroperasi dengan normal kembali.
Kemudian pada tanggal 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan observatorium ini kepada pemerintah RI. Setelah Institut Teknologi Bandung (ITB) berdiri pada tahun 1959, Observatorium Bosscha kemudian menjadi bagian dari ITB. Dan sejak saat itu, Bosscha difungsikan sebagai lembaga penelitian dan pendidikan formal Astronomi di Indonesia.

Fasilitas

Terdapat 5 buah teleskop besar, yaitu:
Teleskop ini biasa digunakan untuk mengamati bintang ganda visual, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, mengamati planet, mengamati oposisi planet MarsSaturnusJupiter, dan untuk mengamati citra detail komet terang serta benda langit lainnya. Teleskop ini mempunyai 2 lensa objektif dengan diameter masing-masing lensa 60 cm, dengan titik api atau fokusnya adalah 10,7 meter.
Teleskop ini biasa digunakan untuk mempelajari struktur galaksi Bima Sakti, mempelajari spektrum bintang, mengamati asteroidsupernova, Nova untuk ditentukan terang dan komposisi kimiawinya, dan untuk memotret objek langit. Diameter lensa 71,12 cm. Diameter lensa koreksi biconcaf-biconfex 50 cm. Titik api/fokus 2,5 meter. Juga dilengkapi dengan prisma pembias dengan sudut prima 6,10, untuk memperoleh spektrum bintang. Dispersi prisma ini pada H-gamma 312A tiap malam. Alat bantu extra-telescope adalah Wedge Sensitometer, untuk menera kehitaman skala terang bintang , dan alat perekam film
Teleskop ini biasa digunakan untuk menera terang bintang, menentukan skala jarak, mengukur fotometri gerhana bintang, mengamati citra kawah bulan, pengamatan matahari, dan untuk mengamati benda langit lainnya. Dilengkapi dengan fotoelektrik-fotometer untuk mendapatkan skala terang bintang dari intensitas cahaya listrik yang di timbulkan. Diameter lensa 37 cm. Titik api atau fokus 7 meter.
Dengan teleskop ini, objek dapat langsung diamati dengan memasukkan data posisi objek tersebut. Kemudian data hasil pengamatan akan dimasukkan ke media penyimpanan data secara langsung. Teropong ini juga dapat digunakan untuk mengukur kuat cahaya bintang serta pengamatan spektrum bintang. Dilengakapi dengan spektograf danfotoelektrik-fotometer
Teleskop ini biasa digunakan untuk melakukan pengamatan hilal, pengamatan gerhana bulan dan gerhana matahari, dan pemotretan bintik matahari serta pengamatan benda-benda langit lain. Dengan Diameter lensa 13 cm, dan fokus 87 cm

Kendala yang dihadapi Observatorium Bosscha

Saat ini, kondisi di sekitar Observatorium Bosscha dianggap tidak layak untuk mengadakan pengamatan. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan pemukiman di daerah Lembang dan kawasan Bandung Utara yang tumbuh laju pesat sehingga banyak daerah atau kawasan yang dahulunya rimbun ataupun berupa hutan-hutan kecil dan area pepohonan tertutup menjadi area pemukiman, vila ataupun daerah pertanian yang bersifat komersial besar-besaran. Akibatnya banyak intensitas cahaya dari kawasan pemukiman yang menyebabkan terganggunya penelitian atau kegiatan peneropongan yang seharusnya membutuhkan intensitas cahaya lingkungan yang minimal. Sementara itu, kurang tegasnya dinas-dinas terkait seperti pertanahan, agraria dan pemukiman dikatakan cukup memberikan andil dalam hal ini. Dengan demikian observatorium yang pernah dikatakan sebagai observatorium satu-satunya di kawasan khatulistiwa ini menjadi terancam keberadaannya.
Profil Bosscha
Observatorium Bosscha adalah sebuah Lembaga Penelitian dengan program-program spesifik. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung, obervatorium ini merupakan pusat penelitian dan pengembangan ilmu astronomi di Indonesia. Sebagai bagian dari  Fakultas MIPA - ITB, Observatorium Bosscha memberikan layanan bagi pendidikan sarjana dan pascasarjana di ITB, khususnya bagi Program Studi Astronomi, FMIPA - ITB. Penelitian yang bersifat multidisiplin juga dilakukan di lembaga ini, misalnya di bidang optika, teknik instrumentasi dan kontrol, pengolahan data digital, dan lain-lain. Berdiri tahun 1923, Observatorium Bosscha bukan hanya observatorium tertua di Indonesia, tapi juga masih satu-satunya obervatorium besar di Indonesia.
Observatorium Bosscha adalah lembaga penelitian astronomi moderen yang pertama di Indonesia. Observatorium ini dikelola oleh Institut Teknologi Bandung dan mengemban tugas sebagai fasilitator dari penelitian dan pengembangan astronomi di Indonesia, mendukung pendidikan sarjana dan pascasarjana astronomi di ITB, serta memiliki kegiatan pengabdian pada masyarakat.
Observatorium Bosscha juga mempunyai peran yang unik sebagai satu-satunya observatorium besar di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara sampai sejauh ini. Peran ini diterima dengan penuh tanggung-jawab: sebagai penegak ilmu astronomi di Indonesia.
Dalam program pengabdian masyarakat, melalui ceramah, diskusi dan kunjungan terpandu ke fasilitas teropong untuk melihat objek-objek langit, masyarakat diperkenalkan pada keindahan sekaligus deskripsi ilmiah alam raya. Dengan ini Observatorium Bosscha berperan sebagai lembaga ilmiah yang bukan hanya menjadi tempat berpikir dan bekerja para astronom profesional, tetapi juga merupakan tempat bagi masyarakat untuk mengenal dan menghargai sains. Dalam terminologi ekonomi modern, Observatorium Bosscha berperan sebagai public good.
Tahun 2004, Observatorium Bosscha dinyatakan sebagai Benda Cagar Budaya oleh Pemerintah. Karena itu keberadaan Observatorium Bosscha dilindungi oleh UU Nomor 2/1992 tentang Benda Cagar Budaya. Selanjutnya, tahun 2008, Pemerintah menetapkan Observatorium Bosscha sebagai salah satu Objek Vital nasional yang harus diamankan.  
Observatorium Bosscha berperan sebagai homebase bagi penelitian astronomi di Indonesia.
Kunjungan
Observatorium Bosscha merupakan fasilitas penelitian astronomi milik ITB. Sebagai sarana untuk praktikum dan belajar mahasiswa astronomi ITB serta para peneliti lain dari berbagai multi disiplin ilmu seperti Elektronika, Fisika Teknik, Fisika, Arsitektur Teknik Mesin, dan disiplin ilmu lain yang memiliki minat dalam Instrumentasi, observasi , ataupun teoritik, baik universitas atau lembaga dalam maupun luar negeri.
Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, Observatorium Bosscha membuka kunjungan terbatas. Karena banyaknya permintaan kunjungan dari masyarakat dan padatnya kegiatan yang dilakukan di Observatorium Bosscha, kami perlu mengatur kunjungan agar masyarakat umum terlayani dan aktivitas akademis juga terus berjalan dengan jadwal sebagai berikut:
  • Jenis KunjunganHariJamKapasitas
    Kunjungan Siang
    Rp 7.500/orang
    Selasa - Kamis
    (rombongan sekolah/institusi)
    Sesi I   : 09.00
    Sesi II  : 11.00
    Sesi III : 13.00
    200 Orang
    200 Orang
    200 Orang
    Jumat
    (rombongan sekolah/institusi)
    Sesi I   : 09.00
    Sesi II  : 13.00
    200 Orang
    200 Orang
    Sabtu
    (khusus keluarga/perorangan)
    09.00 - 14.00
    (sesi terakhir
    dimulai jam 13.00)

    Kunjungan Malam
    Rp 10.000/orang
    April -Oktober
    (3 hari per bulan)
    Jadwal 2011 dapat dilihat di sini
    17.00 - 20.00200 Orang
  • Untuk kunjungan siang, pengunjung dapat:
mengunjungi teleskop Zeiss (tidak meneropong)
mendapat info astronomi di ruang multimedia
Mengamati matahari dengan Real Time Solar Telescope melalui gambar proyeksi, tidak meneropong satu-satu
Sedangkan untuk kunjungan malam, jika langit cerah (tidak mendung/hujan), pengunjung dapat
mengunjungi teleskop Zeiss (tidak meneropong)
mendapat info astronomi di ruang multimedia
mengamati bulan & objek-objek lain menggunakan teleskop Unitron dan Bamberg dengan cara mengantri satu
per satu.

Observatorium Bosscha TIDAK menerima kunjungan pada:
Hari Senin (ada perawatan instrumen)
Hari Minggu dan hari libur nasional
Pergantian tahun (tanggal 24 Desember -5 Januari)
Seminggu sebelum dan sesudah Idul Fitri.
Perlu diingat lagi bahwa Observatorium Bosscha adalah fasilitas penelitian astronomi, sehingga mohon kerja
sama dari pengunjung untuk menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya dan tidak
mencorat-coret failitas di Observatorium  serta ikut serta dalam menjaga keamanan dan kenyamanan
lingkungan Observatorium. Karna kunjungan siang dilakukan pada jam kerja, mungkin pengunjung
akan menemui beberapa orang yang sedang bekerja siang hari di Observatorium. Mohon berkoordinasi
dengan petugas penerima kunjungan dan satuan pengaman agar kegiatan kunjungan bisa berjalan lancar.



Fasilitas penelitian astronomi ini memiliki lingkungan yang dijaga agar tetap gelap saat malam hari, sehingga sangat tidak disarankan datang ke Observatorium Bosscha baik untuk melihat-lihat atau menanyakan kunjungan publik saat malam hari, karena selain tidak terakomodasi, jika sedang ada pengamatan, bisa mengganggu proses pengamatan, apalagi lampu kendaraan bisa mengganggu pengambilan data. Observatorium Bosscha dapat mengubah jadwal berkunjung sewaktu-waktu. Mohon untuk sering melihat halaman ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kunjungan di Observatorium Bosscha.

Aturan Kunjungan


  • Demi kenyamanan kunjungan dan aktivitas penelitian di Observatorium Bosscha, maka ada beberapa aturan berkunjung yang harus ditaati. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari kekecewaan dan hal-hal yang kurang berkenan ketika berkunjung.
    Ketentuan Berkunjung;
    1. Pengunjung harus MENDAFTAR terlebih dahulu paling lambat 2 (dua) minggu sebelumnya. Untuk instansi/lembaga/yayasan/organisasi, harap mengirim surat permohonan kunjungan resmi yang ditujukan kepada Kepala Observatorium Bosscha via pos atau faksimil. Sedangkan individu/keluarga boleh mendaftar lewat email atau telepon.
    2. Pengunjung akan mendapat balasan apabila kunjungannya diterima.
    3. Pendaftaran tidak dapat diwakilkan oleh agen biro perjalanan/travel.
    4. Observatorium Bosscha dapat menolak/membatalkan kunjungan bila:
      a. ada kegiatan internal mendesak
      b. jumlah pengunjung terdaftar sudah melebihi kapasitas (200 orang)
      c. pengunjung datang TERLAMBAT lebih dari 1 jam dari jadwal.
    5. Siswa harap mengenakan seragam sekolah, sedangkan pengunjung umum mengenakan pakaian yang rapi dan sopan.
    6. Pengunjung harus menjaga kebersihan dan ketertiban selama berada di kompleks Observatorium Bosscha.
    7. Pengunjung TIDAK diperkenankan
      a. membawa binatang peliharaan
      b. mengadakan acara seperti: outbond, games, pembagian rapor, foto pre-wedding, dll.
    8. Apabila datang menggunakan bus atau kendaraan besar lain, diparkir di bawah (kira-kira 800 meter dari Observatorium Bosscha).
    9. Observatorium Bosscha dapat memberlakukan sanksi berupa teguran, pemotongan waktu, pembatalan dan penolakan kunjungan bagi pengunjung yang tidak mengikuti aturan kunjungan.
    10. Informasi maupun pendaftaran kunjungan via telepon dan faksimil hanya dilayani pada jam kerja.
    Observatorium Bosscha TIDAK menerima kunjungan pada:
    • Hari Senin (ada perawatan instrumen)
    • Hari Minggu dan hari libur nasional
    • Pergantian tahun (tanggal 24 Desember -5 Januari)
    • Seminggu sebelum dan sesudah Idul Fitri (22 Agustus-10 September 2011).


    Jam Kerja bagian pendaftaran kunjungan:
    Hari Jam
    Senin - Kamis 08.00 - 12.00
    13.00 - 15.00
    Jumat08.00 - 11.00
    13.00 - 15.00
    Sabtu08.00 - 11.00
    Mohon untuk sering melihat halaman ini untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai kunjungan di Observatorium Bosscha.
    Akses ke Observatorium
    Ada beberapa alternatif transportasi untuk datang ke Observatorium Bosscha.
    Kendaraan Pribadi
    Dari Jl. Setiabudi Bandung, silahkan ambil jalan ke arah lembang. Dalam perjalanan akan melewati Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) dan terminal Ledeng. Setelah sampai terminal Ledeng, teruskan perjalanan ke arah Lembang. Ikuti jalan sampai Pusdik Korps Wanita Angkatan Darat. Setelah kurang lebih 400 meter, akan sampai gerbang bawah Observatorium Bosscha yang berada di kanan jalan. Kendaraan besar seperti Bus di parkir di depan gerbang ini. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 800 meter, melewati gerbang atas, dan sampai di Observatorium.
    Kendaraan Umum
    1. Dari Stasiun Hall Bandung
        - Naik Angkutan Kota St. Hall - Lembang, turun di gerbang bawah Observatorium.
    2. Dari Terminal Bus Cicaheum
        - Naik Angkutan Kota Cicaheum - Ledeng, Turun di terminal Ledeng,
          dilanjutkan naik St. Hall - Lembang, Turun di gerbang bawah Observatorium.
    3. Dari Terminal Leuwi Panjang
        - Naik Bus Damri arah Ledeng. Dari Ledeng naik St. Hall - Lembang,
          turun di gerbang bawah Observatorium.
    Bosscha Observatory Maps
    Dari Jl. Setiabudi Bandung, silahkan ambil jalan ke arah lembang. Dalam perjalanan akan melewati Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) dan terminal Ledeng. Setelah sampai terminal Ledeng, teruskan perjalanan ke arah Lembang. Ikuti jalan sampai Pusdik Korps Wanita Angkatan Darat. Setelah kurang lebih 400 meter, akan sampai gerbang bawah Observatorium Bosscha yang berada di kanan jalan. Kendaraan besar seperti Bus di parkir di depan gerbang ini. Perjalanan dilanjutkan dengan jalan kaki sekitar 800 meter, melewati gerbang atas, dan sampai di Observatorium.


    Sampai ketemu di lokasi wisata seputar Lembang berikutnya.
Sumber : 
1. Wikipedia 
2. Situs Resmi Boscha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar