Rabu, 04 Mei 2011

SEPUTAR BUSANA KAIN KEBAYA SUNDA DENGAN ASSESORIESNYA


Dalam tulisan ini, penulis hanya mencoba memaparkan secara singkat historis, jenis serta cara pemakaian berbusana kain kebaya Sunda. Mungkin bermanfaat bagi wanoja Sunda yang ingin berbusana kain kebaya Sunda sesuai dengan norma-norma yang baik dan benar. Tulisan ini disarikan dari pengalaman penulis yang pernah menjadi juri/penatar Pemilihan Mojang dan Jajaka Parahiyangan/Jawa Barat dari tahun 1988-2001.
PURWA WACANA


Berbusana Nasional bagi wanita Indonesia, identik dengan berkain kebaya. Bagi wanita Sunda, berbusana kain kebaya merupakan cara berbusana yang kharismatik. Tetapi pengetahuan mengenai cara berbusana kain kebaya, masih belum merata diketahui para wanita. Maka tidaklah heran bila dalam prakteknya, banyak para wanita yang tidak laras dalam berkain kebaya. Sering campur aduk antara yang tradisional/klasik, modifikasi, inovasi dengan kreasi.
Dari hasil berbincang dan bertukar informasi dengan para pakar busana tradisonal Sunda, termasuk para penata rias pengantin yang pernah digagas oleh Diparda (1955) dan Disbudpar Prop. Jabar (2001); dalam kegiatan pelaksanaan pemilihan Mojang & Jajaka Parahiyangan (Jawa Barat), dapat disimpulkan beberapa ciri khas berbusana kain kebaya Sunda, seperti tertulis di bawah ini.
KAIN BATIK


Masyarakat umum sering beranggapan bahwa batik yang ada di Jawa Barat, berasal dari Kebudayaan Jawa (Jawa Tengah). Hal ini tidak seluruhnya benar, sebab menurut Naskah Kuna Siksa Kanda’ng Karesian Sarga XVII dan XVIII, dikatakan bahwa ada segala macam kain (motif ornamen), seperti:


kembang mu(n)cang, gagang senggang, sameleg, seumat sahurun, anyam cayut, sigeji, pasi,kalangkang ayakan, poleng re(ng)ganis, jayanti, cecempaan, paparanakan, mangin riris, silih ganti, bebernatan, papakanan, surat awi, parigi nyengsoh, gaganjar, lusian besar, kampuh jaya(n)ti, hujan riris, boeh alus, ragen panganten. Tentang segala macam kain, tanyalah pangeuyeuk (ahli tekstil). Begitulah menurut naskah SSK (1440 Saka = 1518 M).
Dari sekian banyak jenis nama motif ornamen di atas sekarang sudah tidak dikenal lagi,atau walaupun masih ada telah berganti nama, sehingga sulit untuk dirunut kembali.


Pernah ada perbincangan di antara beberapa budayawan, mengenai jenis batik Jawa Barat. Meskipun bukan keputusan final telah diinfentarisir untuk sementara, bahwa ada beberapa sentra pembuatan batik yang berciri khas, baik motif ornamennya maupun warna dasarnya, yaitu:
  • Batik Garutan (berasal dari Garut). Berlatar dasar lebih cerah (nuansa warna putih, kuning muda/gading). Motifnya lebih banyak berupa Rereng (dengan segala variasinya). Sangat berkemungkinan untuk terus berkembang, dengan motif lebih beraneka warna. Beberapa jenis batik Garutan sering dipakai untuk keperluan Pengantin.
  • Batik Ciamisan (berasal dari Ciamis). Latar dasar merah maron. Motif ornamen Rereng bergaya tradisional. Sudah tidak berkembang lagi.
  • Batik Bantenan (berasal dari daerah Banten). Latar dasar berwarna biru (nila) dengan segala nuansanya. Motif ornamennya berbentuk flora dan corak geometris.
  • Batik Trusmian (daerah Cirebon). Berlatar dasar warna pastel, nuansa variasi biru, abu-abu, hijau, coklat muda, gading. Motif ornamen: flora, fauna, mega, bintang, matahari, batu karang, ombak dan arsitektur gaya Cirebon.
  • Batik Dermayon (Indramayuan). Latar dasar cerah, nuansa warna merah, kuning, hijau, biru, putih. Motif ornamen bentuk-bentuk geometris, flora, fauna termasuk fauna laut. Ada nuansa ornamen Cina.
Dalam perkembangan seterusnya, ciri khas setiap daerah ini ada yang tetap berpijak pada kekhasannya tetapi ada pula yang bergeser menurut mode dan selera pasar.
KEBAYA


Secara historis, perkembangan kebaya wanita Sunda bisa dirunut dengan memperhatikan kebiasaan berbusana wanita Sunda dari yang sederhana sampai busana kebaya masa kini, ialah:
  • Masa awal, hanya menggunakan a p o k, ditutup dengan selendang.
  • Masa jaman pertengahan. Baju salontreng, yaitu semacam baju kurung.
  • Masa sekarang. Baju kebaya dengan bermacam, a.l:

    - Corak Sartika (Kartini) cirinya memakai surawe/lidah, kraag.

    - Corak Cowak, bersegi empat, segi lima atau variasi lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, karena pengaruh mode yang terus bermunculan, maka ada kebaya bergaya sonday, pungsat, berwarna polos, bermotif tradisional maupun moderen, brukat, aplikasi, bersulam, berprada dsb.


Yang jelas kebaya Sunda tidak menggunakan beef (kebaya ber-beef adalah kebaya Jawa, perkembangan dari pemakaian stagen).


Menurut salahseorang pakar busana wanita, kata kebaya berasal dari kata cambay, nama sebuah daerah/kota di Persia.
ASSESORIES


Bila berkebaya jenis Sartika, maka:


- Selop/alas kaki harus tertutup.


- Kalung dipakai di dalam (tidak berjuntai ke luar.


- Penitik dapat bersusun tiga, bross atau rantay.


- Kurabu/Subang: Kurabu harus yang bermata (intan, berlian, imitasi). Tidak boleh anting-anting.


- Bisa berselendang bisa pula tidak.
Bila berkebaya jenis Cowak, maka:


- Selop/alas kaki menggunakan yang terbuka (terlihat jari kaki).


- Kalung dengan ukuran pendek dipakai di dalam, melekat ke leher.


- Tidak menggunakan penitik sebagai hiasan (bros dsb).


- Kurabu/Subang, bisa menggunakan bentuk kreasi baru, asal jangan menggunakan anting-anting.


- Memakai selendang yang bermotif atau polos.
SANGGUL


Pada dasarnya ada beberapa macam jenis sanggul, dari yang tradisional sampai dengan modivikasi dan kreasi baru.


Untuk yang tradisional, bagi “Mojang Sunda” adalah bergelung Pasundan (jenis sanggul inilah yang dipakai dalam kriteria pemilihan Mojang Parahiyangan/Jawa Barat) dengan assesories menggunakan hiasan rambut (bunga melati, di bagian atas sanggul dan sejenis rangkaian melati disisipkan di bagian pinggir, yang disebut kembang kapol)


Untuk yang sudah berkeluarga, atau para wanoja, maka yang digunakan adalah Gelung Ciwidey, jenis pembuatan sanggulnya khas, yaitu ada yang disebut Alip diais ku Enun. Assoseriesnya adalah bunga melati dengan sisir pinti yang disisipkan pada sanggul bagian atas.
CATATAN LAINNYA


Bagi wanita muslimah, selendang biasa digunakan sebagai kerudung (penutup kepala), ada yang dikerudungkan biasa saja, tetapi secara tradisional biasa disebut dengan mudawaroh, dikenal pula gelung Puspasari, yang di daerah Jawa disebut dengan gelung Malang.


Ada dikenal pula gelung Chiyoda (Nama sebuah toko di Bandung, ketika Jaman Jepang), bentuk sanggulnya seperti gaya Jepang.


Adapun gelung Jucung (jangkung), pada jaman dulu digunakan di kalangan rakyat, sekarang digunakan untuk para celebriti dan penari, termasuk gadis penerima tamu yang berkain kebaya modis.


Pernah dipakai pula gelung Cokbay (dicocok sina ngambay), sanggul jenis ini hampir serupa dengan sanggul Bali. Digunakan sehari-hari dalam situasi santai.
* 1995-2002
Sumber : Sundanet

Sabtu, 30 April 2011

PASAR BARU ( BANDUNG TRADE CENTER)


Penuh, sesak, ramai dan ricuh. Mungkin kata-kata tersebut yang tepat untuk mewakilkan suasana di Pasar Baru yang konon katanya sangat terkenal hingga mancanegara ini. Sudah pasti kamu mengetahui bahwa bangunan Pasar Baru ini terletak di Jalan Otto Iskandar Dinata (yang pada jaman dulu lebih dikenal dengan Pasar Baroeweg). Tapi, tahukah kamu bahwa ternyata oh ternyata Pasar Baru merupakan satu-satunya pasar tertua yang masih berdiri di kota kembang tercinta ini? Coba kita simak sedikit sejarahnya pemirsa..!
Pada awalnya Pasar Baru ini menggantikan sentra belanja Ciguriang yang telah terbakar pada pemberontakan Munada tahun 1842.

Munada itu siapa ya omong-omong? FYI, Munada adalah seorang Cina Muslim dari Kudus yang tumbuh besar di Cianjur, dan setelah ia beranjak pindah ke Bandung, Munada bekerja pada Negel, sang asisten residen saat itu. Tetapi nyatanya sang Munada ini mengkhianati kepercayaan sang atasan dengan kasus penyelewengan dana, sehingga dipenjarakan dan disiksa oleh Negel. Merasa tidak terima, Munada pun berniat membalas dendam, kemudian membakar Pasar Ciguriang. Dan insiden itu pun berlanjut dengan penyerangan Munada pada Nedel, dan akhirnya meninggal keesokan harinya.

Sejak kejadian itu, para pedagang tercerai-berai dan hilang arah, kegiatan perdagangan pun berantakan. Akhirnya pada 1884, dibukalah pusat perdagangan yang baru, di sisi barat kawasan Pecinan. Dan lahirlah kawasan Pasar Baru, teman-teman!

Pada masa tersebut, sebenarnya banyak juga pedagang terkenal yang berada di luar Pasar Baru. Dan bahkan sampai saat ini, para generasi penerusnya masih melanjutkan usaha para kakek-buyutnya, dan akhirnya sekedar informasi pemirsa, nama para pedagang populer tersebut diabadikan sebagai nama jalan di sekitar Pasar Baru, seperti H. Basar, Ence Ajis, H. Durasid, H. Pahruroji dan Soeniaradja.

Dan, seperti yang telah kalian ketahui, teman-teman, Pasar Baru saat ini dipenuhi oleh pedagang, baik itu pedagang lokal ataupun imigran. Dan kawasan ini selalu super padat setiap harinya, banyak sekali memang orang-orang yang berdagang dan berbelanja di sekitar sini. Akhirnya pada tahun 2001, bangunan baru pun dibangun untuk mengakomodasikan para pedagang yang selalu bertambah setiap tahunnya dan diresmikan pada tahun 2003. Dari konsep pasar tradisional pun, Pasar Baru telah berubah menjadi pasar modern.

Hmmm.. begitu kira-kira sejarah dari Pasar Baru, pembaca. Di balik keramaian pusat perbelanjaan ini, ternyata tersimpan sejarah yang tidak kita ketahui sebelumnya. Makanya, simak terus info-info kami lainnya, rumah yang kamu tempati sekarang bisa saja memiliki sejarahnya tersendiri. Hmm.. siapa yang tahu? (CS)

Minggu, 24 April 2011

WANA WISATA CIKOLE





Wana wisata Cikole terletak diRPH Cikole BKPH Tangkubanperahu KPH Bandung Utara, yang secara administrasif pemerintahan terletak di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Wana wisata ini terletak pada ketinggian 1.300m dpl, konfigurasi lapangan umumnya landai sampai bergelembong Kawsan ini mempunyai curah hujan 2.700 mm/tahun dengan suhu udara 12-29C.
Wana wisata ini terdiri dari hutan alam dan tanaman campuran (pinus, agathis dan kaliandra). Sumber air yang ada berupa mata air yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung. Potensi visual lansekap didalam kawasan
yang menarika adalah hutan alam, hutan tanaman, dan pegunungan dengan udara yang sejuk.


Wana wisata ini selain digunakan untuk wisata harian juga untuk wisata berkemah. kegiatan wisata yang dapat dilakukan adalah piknik, lintas alam dan hiking, sedangkan untuk kegiatan berkemah tersedia beberapa kompleks perkemahan dengan kapasitas tampung 50 unit kemah. Berkemah di lokasi ini sangatlah mengesankan, karena Anda bisa belajar tentang alam, gunung api dan lingkungannya terutama mengenai hutan tropis dan vulkanologi. Semula kawasan hutan seluas 10ha ini merupakan hutan produksi pinus yang kemudian dikembangkan sebagai bumi perkemahan. Wana wisata ini dijadikan sebagai areal penyangga dimana TWA Tangkuban Perahu terlalu padat oleh pengunjung.


Selain dipergunakan sebagi bumi perkemahan, Cikole juga dipergunakan sebagi lokasi wisata zona tempur, sebuah permainan perang-perangan mengasyikkan sejenis paintball. Mereka yang berperang adalah para wisatawan yang sengaja datang untuk mengikuti atraksi simulasi tempur. Wisata tempur yang diberi   nama zona simulasi tempur paint ball zone 235 itu meliputi beberapa atraksi, yaitu saling rebut bendera, saling menghabisi lawan, dan pembebasan sandera. Satu babak pertempuran diikiti minimal oleh enam orang alias tiga lawan tiga. Didukung lingkungan alam hutan pinus Cikole yang berada di lembah Gunung Tangkuban Parahu, permainan berbentuk simulasi itu seolah-olah sungguhan saja. Harga untuk satu kali bermain paint ball sebsar Rp. 50.000 untuk umum dan Rp. 45.000 untuk pelajar. Sudah termasuk senapan, 40 butir peluru, pakaian, helm, dan sepatu. Waktu yang disediakan dari pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB.


Fasilitas yang terdapat dibumi perkemahan ini antara lain pagar pengaman, shelter, jalan setapak, jembatan,  tempat parkir, gardu jaga, gerbang/ loket karcis, rumah petugas, musholla, MCK, instalasi air dan  instalasi listrik, mesin diesel.


Wana wisata ini dapat dicapai dari Kecamatan Lembang (17km) Cisarua (7km), Cimahi (23km) dan dari Kabupaten/Kodya Bandung (25km) Subang(45km) Jakarta(205km). Kondisi jalan umumnya baik dan beraspal sehingga dapat dilalui baik kendaraan roda empat maupun dua. Sarana transportasi umum yang ada berupa colt dan bus.

Cikole memiliki potensi sebagai destinasi wisata untuk kegiatan gathering-outbound bagi group perusahaan atau sekolah. Untuk membantu merealisasikan acara Anda, disini  banyak  event organizer menawarkan kemasan khusus dengan sentuhan 'buttler service'

Berbagai pilihan akomodasi ditawarkan mulai dari Hotel Bintang, Hotel Melati, Villa, sampai dengan konsep Camping untuk memenuhi kebutuhan acara Gathering Outbound Perusahaan, Keluarga, Komunitas dan Sekolah.

Sebagai pelengkap kegiatan, tersedia berbagai aktifitas outbound dengan pilihan lokasi sesuai kebutuhan (seperti : flying fox, paintball, rafting, landrover, team building program, Outbound Training, City Treasure Hunt, Jungle Treasure Hunt, Amazing Race sampai dengan Wisata Edukasi).

Selepas beraktifitas, wisata belanja berupa oleh-oleh khas Bandung atau pun belanja pakaian di factory outlet yang tersebar di kota Bandung merupakan salah satu aktifitas wisata pelengkap kegiatan Anda.

Pilihan paket  kemas untuk :
- Company OutingCompany Gathering
- Family Gathering,
- School Trip Program, serta
- Outbound Program

http://maps.google.co.id/maps?hl=id&gbv=2&q=cikole&ie=UTF8&z=12


Diambil dari berbagai sumber.

Lihat Peta Lebih Besar

Sabtu, 16 April 2011

TANGKUBAN PARAHU - LEMBANG, BANDUNG UTARA




Gunung Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletaik di provinsi Jawa BaratIndonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter. Bentuk gunung ini adalah Stratovulcano dengan pusat erupsi yang berpindah dari timur ke barat. Jenis batuan yang dikeluarkan melalui letusan kebanyakan adalah lava dan sulfur, mineral yang dikeluarkan adalah sulfur belerang, mineral yang dikeluarkan saat gunung tidak aktif adalah uap belerang. Daerah Gunung Tangkuban Perahu dikelola oleh Perum Perhutanan. Suhu rata-rata hariannya adalah 17oC pada siang hari dan 2 oC pada malam hari.

Gunung Tangkuban  tempat indah ini terletak di daerah Lembang, kurang lebih 30 menit dari Bandung menggunakan kendaraan bermotor.Gunung ini menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang menarik di Jawa Barat. Lingkungan alamnya yang sejuk, dan sumber mata air panas di kaki-kaki gunungnya. Deretan kawah yang memanjang, menjadi daya tarik tersendiri.Tangkuban Perahu sebenarnya adalah gunung berapi. Dinamakan tangkuban perahu karena bentuknya yang menyerupai kapal yang terbalik.

Pesona gunung Tangkuban Perahu ini begitu mengagumkan, bahkan, pada saat cuaca cerah, lekukan tanah pada dinding kawah dapat terlihat dengan jelas, sangat kontras dengan hijaunya pepohonan di sekitar gunung tersebut. Tidak hanya itu, dasar kawah pun dapat kita nikmati keindahannya yang sangat mengagumkan. Keindahan alam inilah yang menjadikan Tangkuban Perahu menjadi salah satu tempat wisata alam andalan Propinsi Jawa Barat, khususnya Bandung.

Jalan menuju Tangkuban perahu, dikiri kanan jalan anda akan melihat hamparan hijaunya kebun teh dan juga barisan pohon-pohon pinus. Namanya juga gunung, sudah pasti setiap saat udaranya sejuk banget. Karena Tangkuban perahu merupakan gunung merapi yang masih aktif sampai saat ini, maka dari dulu sudah banyak terjadi letusan yang meninggalkan kawah sisa letusannya. Saat ini Kawah-kawah tersebut sudah dijadikan tempat wisata.Kawah-kawah tersebut antara lain Kawah Ratu, Upas, Domas, Baru, Jurig, Badak, Jurian, Siluman dan Pangguyungan Badak. Di antara kawah-kawah tersebut, Kawah Ratu merupakan kawah yang terbesar, dikuti dengan Kawah Upas yang terletak bersebelahan dengan kawah Ratu. Beberapa kawah mengeluarkan bau asap belerang, bahkan ada kawah yang dilarang untuk dituruni, karena bau asapnya mengandung racun.

Legenda rakyat
Asal-usul Gunung Tangkuban Parahu dikaitkan dengan legenda Sangkuriang, yang dikisahkan jatuh cinta kepada ibunya, Dayang Sumbi. Untuk menggagalkan niat anaknya menikahinya, Dayang Sumbi mengajukan syarat supaya Sangkuriang membuat perahu dalam semalam. Ketika usahanya gagal, Sangkuriang marah dan menendang perahu itu, sehingga mendarat dalam keadaan terbalik. Perahu inilah yang kemudian membentuk Gunung Tangkuban Parahu.

Dari legenda tersebut, kita dapat menentukan sudah berapa lama orang Sunda hidup di dataran tinggi Bandung. Dari legenda tersebut yang didukung dengan fakta geologi, diperkirakan bahwa orang Sunda telah hidup di dataran ini sejak beribu tahun sebelum Masehi.

Legenda Sangkuriang awalnya merupakan tradisi lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun palem yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi. Dalam naskha tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Balipada akhir abad ke-15.
Setelah melakukan perjalanan panjang, Bujangga Manik tiba di tempat yang sekarang menjadi kota Bandung. Dia menjadi saksi mata yang pertama kali menuliskan nama tempalegendanya. Laporannya adalah sebagai berikut:

Leumpang aing ka baratkeun (Aku berjalan ke arah barat)
datang ka Bukit Patenggeng (kemudian datang ke Gunung Patenggeng)
Sakakala Sang Kuriang (tempat legenda Sang Kuriang)
Masa dek nyitu Ci tarum (Waktu akan membendung Citarum)
Burung tembey kasiangan (tapi gagal karena kesiangan)



Gunung Tangkuban Parahu ini termasuk gunung api aktif yang statusnya diawasi terus oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia. Beberapa kawahnya masih menunjukkan tanda tanda keaktifan gunung ini. Diantara tanda gunung berapi ini adalah munculnya gas belerang dan sumber-sumber air panas di kaki gunung nya di antaranya adalah di kasawan CiaterSubang.

Keberadaan gunung ini serta bentuk topografi Bandung yang berupa cekungan dengan bukit dan gunung di setiap sisinya menguatkan teori keberadaan sebuah telaga (kawah) besar yang kini merupakan kawasan Bandung. Diyakini oleh para ahli geologi bahwa kawasan dataran tinggi Bandung dengan ketinggian kurang lebih 709 m diatas permukaan laut merupakan sisa dari letusan gunung api purba yang dikenal sebagai Gunung Sunda dan Gunung Tangkuban Parahu merupakan sisa Gunung Sunda purba yang masih aktif. Fenomena seperti ini dapat dilihat pada Gunung Krakatau di Selat Sunda dan kawasanNgorongoro di TanzaniaAfrika. Sehingga legenda Sangkuriang yang merupakan cerita masyarakat kawasan itu diyakini merupakan sebuah dokumentasi masyarakat kawasan Gunung sunda purba terhadap peristiwa pada saat itu.




Senin, 11 April 2011

ADJIE NOTONEGORO

CIRI KHAS KEBAYA RANCANGAN ADJIE:
Kaya dengan detail dan selalu menyiratkan kemewahan. Adjie cenderung mempertahankan garis klasik kebaya dengan permainan warna-warna lace, payet, dan batuan dalam nuansa warna senada atau one tone.

Adjie Notonegoro adalah salah satu perancang papan atas Indonesia. Praktis kiprah didunia fashion Indonesia dikenal publik secara luas. Kepiawaian didunia rancang sudah diakui di negara ini dan juga dimanca negara. Pria yang ramah ini kerap diundang di negara lain untuk memperagakan koleksi-koleksi  rancangannya dan telah memperoleh sejumlah penghargaan, baik dari dalam maupun dari luar negeri.
Sebagai bukti, salah satu karya masterpiace-nya , sebuah kebaya couture dan batik mendapatkan kehormatan menghuni museum fashion bergengsi Museo Del Traje, The International Fashin and Costume Museum di Madrid Spayol, serta juga di Museum National de Laos di Vientiane , Laos. Tidak hanya itu pada tahun 2007, Adjie juga menyerahkan karyanya terbaiknya, berupa sebuah gaun pengantin couture bermotife batik yang terbuat dari sutera sifon dan organza, pada Natinal Gallery of Australia. 


Setelah menamatkan sekolah mode di ESMODE  MODELLE  L'ECOLE Paris dan Mueller und Sohn Modeschule, Dusseldorf di Jerman, ia mantap berkarir sebagai desainer ditanah ir dengan mendirikan rumah mode berlabel HOUSE OF ADJIE pada tahun 1986. Di awal karir di Indonesia, Adjie banyak merancang gaun malam, gaun cocktail, gaun pengantin dan juga kebaya. Garis cangannya  berstruktur dan terkenal dengan detail yang "njelimet" dan banyak mengundang kekaguman pada karyanya. Sebagai desainer yang menghargai budaya Indonesia, ia juga kerap mengangkat motif tradisinal khas Indonesia, seperti misalnya kain batik yang dirancangan dalam garis moderen. Pada tahun 1987, ia menjadikann kreasi batik sebagai satu line rancangannya.

Tahun 1989, ia mulai merancang motif batik  diatas sutra dan organdi. Seiring dengan inovasi-inovasinya dalam dunia rancangan Indonesia, karir modenya berjalan mulus. Bermodal bakat, kreativitas dan ilmu yang dimilikinya , berhasil menjadi salah satu desainer papan atas dan kebanggaan negeri ini dengan kerap memperkenalkan nama Indonesia di manca negara lewat karya-karyanya. Hal yang paling membanggakan bagi Adjie, tentunya ketika ia dipercaya untuk merancang batik untuk dikenalkan oleh tamu negara yakni para kepala negara yang berkunjung ke Indonesia seperti Sultan Brunei, Sultan Bolkiah, mantan presiden AS, Bill Clinton, dan presiden Fidel Castro.

Didalam negeri sendiri sudah tak terhitung banyaknya kalangan papan atas baik dilingkungan pejabat, selebritis dan pengusaha  yang mengenal rancanga Adjie. Salah satunya mantan presiden Almarhum Gus Dur (Abdulrahman Wahid). Kepercayaan ini tentu saja tak diraih Adjie dalam semalam. Latar belakang pendidikan formal desain yang handal serta kerja keras plus ketekunan nya, merupakan dasar yang kuat yang mengantarkannyasebagai perancang.

Adjie juga dikenal sebagai perancang kebaya yang konsisten. Ia berkomitmen untuk melestarikan busana nasional ini dengan merancang busana kebaya yang anggun, indah, elegance dan mewah. Tidak hanya wanita dewasa saja yang menjadi pelanggan Adjie. Sejak Maret 2010, Ia meluncurkan Labella yang dikhususkan bagi para remaja putri. rasanya lengkap keinginan Adjie untuk mempercantik wanita Indonesia lewat karya-karyanya. 

Sumber ; Kebaya in Style Volume 1/2010